PERBEDAAN PESERTA DIDIK
Perserta
didik memiliki perbedaan individual sangat mendasar yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang sangat bervariasi, dan
sering memperlihatkan sejumlah perilaku yang tampak aneh. Pada umumnya perilaku
tersebut relatif normal, dan cukup bisa ditangani dengan iklim pembelajaran
yang kondusif. Akan tetapi, karena guru di sekolah dihadapkan pada sejumlah
peserta didik, guru seringkali kesulitan untuk mengetahui mana perilaku yang
normal dan wajar, serta mana perilaku yang disiplin dan perlu mendapat
penanganan khusus.
Setiap
peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan
, minat, dan perhatianyang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar
belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat pesert didik berbeda dalam
aktifitas, kreatifitas intelegensi, dan kopetensinya. Guru seharusnya dapat
mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik dan menetapkan
karakteristik umum yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang
menjadi karakteristik umumlah harusnya guru memulai pemberi pembelajaran. Dalam
hal ini, guru juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus
dikembangkan dan yang harus diserahkan kembali.
Seorang
peseta didik yang aktif secara fisik mungkin bisa didorong untuk mengekplorasi
dirinya. Melalui kegiatan olah raga. Jika seorang peserta didik memperlihatkan
minatnya terhadap musik, maka carilah berbagai cara untuk mendorongnya agar
minatnya bisa berkembang secara optimal, demikian halnya anak-anak yang
memiliki kecerdasan diatas normal perlu diberi perhatian secara khusus .
Sehubungan
dengan uraian diatas , aspek-aspek peserta didik yang perlu dipahami guru
antara lain : kemampuan, potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap, kepribadian,
hasil belajar, catatan kesehatan, latar balakang keluarga, dan kegiatannya di
sekolah. Aspek-aspek tersebut dapat dipelajari dari laporan dan catatan
sekolah., informasi dari peserta didik lain (teman dekatnya), observasi
langsung dalam situasi kelas, dan dalam bernbagai kegiatan lain di luar kelas,
serta informasi dari peserta didik itu sendiri, berdasarkan wawancara,
percakapam dam autobiograpi.
1)
MEMBIMBING PESERTA DIDIK
YANG LAMBAN
Slow learning
atau lamban belajarmerupakan salah saru bentuk kesulitan belajar. Peserta didik
yang lamban belajra akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran,
menganalisa apa yang dipelajari , dan emngalami kesulitan dalam memahami isi
pembelajaran, serta sulit membentuk kopetensi, dan mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
Slow learningmenunjuk
pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akibat kelambanan dalam
perkembangan, terutama perkembangan mental. Kemampuan peserta didik yang lamban
belajar lebih rendah dibanding perkembangan rata-rata teman sebayanga.
Kelemahan perkembangan ini disebabkan oleh tingkat kecerdasan atau IQ dibawag
rata-rata umum atau dubawah normal.
Peserta slow learning juga sering mengalami
kelambanan dalam pertumbuhan jasmaninya.

Peserta
didik yang tergolonh lambat belajar akan menampakkan gejala-gejala yang menjadi
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Lamban.
Peserta didik kelompok lambat belajar lamban dalam menerima dan mengolah
pembelajaran, lamban dalam bekerja, lamban dalam memahami isi bacaan, serta
lamban dalam menganalisis, dan memecahkan masalah.
b.
Kurang
mampu. Peserta didik kelompok lambat belajar
kurang mampu berkonsentrasi, berkomunikasi dengan orang lain. Mengemukakan
pendapat, serta kurang kreatif, dan mudah lupa mengemukakan pendapat, serta
kurang kreatif, dan mudah lupa (susah ingat mudah lupa)
c.
Tidak
berprestasi. Peserta didik kelompok lambat belajar prestasi akademisnya rendah dan
hasil kerjanya tidak memuaskan.
d.
Motoriknya
lamban. Peserta didik kemlompok lambat belajar pada umumnya lamban dalam belajar
berjalan, terlambat dalam belajar bicara, serta gerakan-gerakan ototnya kendor,
dan tidak lincah.
e.
Perilaku
negatif. Peserta diidk kelompok lambar belajar
sering memiliki perilaku yang kurang baik, kebiasaan jelek, dan tidak produktif

Untuk memberikan bantuan
dan bimbingan secara tepat, dan berhasil kepada peserta didik yang lambat
belajar, perlu dipahami berbagai hal yang melatarbelakanginya. Untuk
kepentingan tersebut berbagai usaya yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
-
Studi dokumentasi,
mempelajari buku catatan pribadi, dokumen perkembangan pribadi, dan catatan
kesehatn
-
Mengumpulkna data baru
sebagai pelengkap.
Dalam
rangka memahami dan mengenal latar belajang peserta didik, sebagai upaya
melengkapi informasi yang sudah ada, perlu ditempuh dengan cara lain disamping
mempelajari data pribadi peserta didik. Cara lain ini dapat dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut :
1)
Home visit (kunjungan
rumah) yakni mengadakan kunjungan ke orang tua peserta didik untuk memahami
situasi dan kondisi keluarga, dan lingkungannya.
2)
Tes Psikologi, untuk
memahami kemampuan psikisnya. Misalnya tes itelegensi, tes bakat dan tes minat.
3)
Wawancara dengan orang
tua temannya. Kegiatan wawancara ini bisa dilakukan bersamaan dengan kunjungan
rumah, bisa juga memangil atau mengundang orang tua kesekolah.
4)
Observasi terhadap
kegiatan peserta didik pada waktu bermain atau berkerja melakukan tugas
kelompok untuk memahami hubungan sosial dengan teman-temannya.
Dari
berbagai usaha yang dilakukan diatas akan diperole data yang dapat
menggambarkan latar belajang peserta didik. Perlu didasari bahwa tidak semua
data diperoleh relevan dengan masalah, sehingga perlu dilakukan seleksi data.
Seleksidara ini diperlukan untuk memilah dan memilih data yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi dan dipecahkan, dengan data yang kurang atau tidak
menunjang atau ttidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

Guru dituntut untuk kesabarannya dalam
menghadapi peserta didik yang lambat belajar,
karena ciri-ciri, sifat dan perilakunya selalu lambat. Tanpa kesadaran
guru peserta didik akan menjadi mudah putus asa. Apalagi jika usaha-usaha
bantuan yang diberikan tidak segera menampakkan hasilnya. Lebih dari itu guru
yang tidak sabar dan kurang telaten akan segera meninggalkan tugas bimbingan dan
membiarkan peserta didiknya terlantar.
Bentuk bimbingan yang diberikan kepada slow learner bergantung pada kemungkinan
masalah atau latar belakang masalah masing-masing. Sesuai dengan ciri-ciri yang
dimiliki oleh peserta didik lambat belajar dan lataar belakang peseta didik,
maka bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a. Pemberian
informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara belajar disekolah
maupun dirumah. Misalnya, cara belajar yang efektif membuat singkatan, dan cara
menggunakan atau mengisi waktu senggang.
b. Bantuan
penempatan (placement), yakni menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok
kegiatan yang sesuai, seperti kelompok belajar, kelompokdiskusi, dan kelompok
kerja. Namtuan penempatam ini dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap
masalah dan kesulitan sosial yang dialami peserta didik.
c. Mengadakan
pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi, mendiskusikan
kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara pemecahannya,
terutama berkaitan dengan cara memberikan dorongan agar peserta didik giat
belajar, dan cara-cara melayani atau memperlakukan peserta didik dirumah.
d. Memberikan
pembelajaran remidi (remidial teaching),
yakni mengadakan pembelajaran kembali atau pembelajaran ulang secara khusus
bagi para peserta didik yang lamban untuk mengajarkan ketinggalan dari
kawan-kawannya.
e. Menyajikan
pembelajaran secara kongkrit dan aktual kepada peserta didik yang lamban, yakni
dengan menggunakan berbagai variasi media dan variasi metode pembelajaran,
untuk membantu mereka dalam memahami konsep-konsep pembelajaran.
f.
Memberikan layanan
konseling bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan-kesulitan emosional,
serta hambatan-hambatan lain sesuai latar belakang masing-masing.
g. Membarikan
perhatian khusu kepada peserta didik yang lamban, dan berusaha untuk
membangkitkan motivasi dan kreatifitas belajarnya, misalnya melalui hadiah dan
pujian.
2)
MEMBIMBING PESERTA DIDIK
YANG CERDAS DI ATAS NORMAL
Peserta
didik yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ di atas normal.
Sedangkan pendidikan untuk anak-anak yang terbatas dengan daya tampung yang
masih kurang. Kondisi tersebut mengakibatkan peserta didik yang cerdas terpaksa
mengikuti sekolah-sekolah biasa, yang diperutukkan bagi anak-anak normal. Masuknya
anak-anak istimewa ini di sekolah-sekolah biasa, tentu saja akan banyak membawa
dampak negatif bagi perkembangannya kemampuan peserta didik itu sendiri, bila
kepadanya kurang perhatian serta perlakuan yang wajar, da kurang adamya
penyuluhan yang tepat. Untuk menghindari hal tersebut, guru dan tenada
kependidikan lain di sekolah perlu dibekali pula dengan teknik bimbingan atau
teknik membimbing peserta didik secara tepat waktu dan tepat sasaran. Dikatakan
demikian, karema seringkali tindakan-tindakan guru buka memberikan kemudahan
belajar bagi peserta didik, tetapi menghambat bahkan mematahkan perkembangan
peserta didik misalnya memberikan jawaban yang tidak memuaskan, tidak tepat
atautifak sesuai harapan peserta dikdik; menggunakan hadiah dan hukuman secara
berlebihan atau tidak pada tempatnya. Sehubungan dengan itu, sedikitnya guru
harus memahami ciri-ciri anak luar biasa diatas normal dan cara memberikan
bimbingan yang tepat.

Peserta
didik yang memiliki kecerdasan diatas normal sebenarnya dapat diklasifikasikan
ke dalam dua kelompok; pertama,
kelompok pandai sekali dengan IQ 130 ke atas; dan kedua kelompok pandai dengan IQ 130 ke atas. Dua kelompok ini
merupakan peserta didik luar biasa diatas normal, yang memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
-
Belajar berjalan dan
bicara lebih awal dan cepat menguasai kosa kata dalam jumlah yang banyak
-
Pertumbuhna jasmani lebih
baik, otot-otot kuat, motoriknya gesit (lincah) dan energik
-
Haus akan ilmu
pengetahuan, dan menyukai serta sering mengikuti berbagai perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
-
Mampu secara tepat
menarik suatu generalisasi, dapat mengenal hubungan anatara fakta yang satu
dengan fakta yang lain, cakrawala berpikirnya luas dan logis,kritis dan suka
berdebat.
-
Memiliki rasa ingin tahu (natural curiousity) yang tinggi,
sehingga nampak suka membongkar-bongkar mainan dan membangunnya kembali
-
Cepat dalam menerima,
mengolah, memahami dan menguasai pembelajaran, prestasinya baik sekali dalam
seluruh bidang studi.
-
Cepat mengerjakan tugas
dengan hasil baik
-
Cepat dan tepat dalam
bertindak
-
Kurang sabar mengikuti
hal-hal yang rutin dan monoton
-
Cenderung tidak memiliki
gangguan nervus (mudah bingung)
-
Daya imajinasinya tinggi,
dan mampu berpikir abstrak
-
Cepat dalam bekerja, dan
melakukan tugas sehingga banyak memiliki waktu luang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dipahami guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik cepat belajar
adalah:
-
Perlu diupayakan untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memperoleh perkembangan yang
optimal sehingga dapat dicapai suatu kebahagiaan
-
Bimbingan yang diberikan
harus sesuai dengan ciri-ciri khusus serta kebutuhan peserta didik yang cepat
belajar
-
Setiap sekolaj harus
diatur sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman, dan
memungkinkan peserta didik cepat belajar mengembangkan seluruh aspek
pribadinya.
-
Dalam memberikan
bimbingan jangan semata-mata menekankan pada perkembangan aspek intelektualnya
saja, tetapi perlu dikembangkan aspek-aspek yang lain seperti sikap, nilai,
mental, moral, emosional, sosial, spiritual, dan tanggung jawab.
-
Perlu dikuangi kegagalan
dan pemborodan sejauh mungkin dengan jalan mendayagunakan seluruh bakat dan kecenderungan
serta kreativitas peserta didik
Masalah-masalah
yang dihadapi peserta didik cepat belajar pada umumnya bersumber dari
kondisi-kondisi sebagai berikut:
-
Kurang atau tidak adanya
pengertian dari pihak pendidik (guru, orang tua, kepalas sekolah, konselor),
mereka tidak mengerti bagaimana memerlakukan peseta didik yang cerdas
-
Kurang adanya perhatian
dari pihak pendidik. Perhatian pendidik umumnya ditujukan kepada peserta didik
yang normal, paling-paling ditujukan kepada peserta didik yang lambat belajar.
-
Anggapan yang keliru dari
pendidik bahwa peserta didik yang cerdas akan mampu atau bisa memelihara,
menjaga, dan mengembangkan dirinya sendiri tanpa bimbingan orang lain
-
Kurang anggapan guru
terhadap perilaku peserta didik yang cerdas, bahkan sering dianggap menggangu
pembelajaran, atau mencemoohkan guru. Misalnya mengajukan pertanyaan yang
diluar kemampuan guru untuk menjawabnya.

Perserta didik yang tergolong cerdas di
atas normal tidak berbeda dengan teman lain.dalam arti sebenernya mereka juga
memerlukan perhatian, penghargaan dan kasih sayang, karena hal tersebut
merupakan sebagian dari kebutuhan pokok(basic needs). Namun demikian, dalam
kenyataannya aoa yang dilakukan olehpendidik baik orang tua maupun guru kurang
sekali perhatian kepada mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidakmengertian guru
dan orang tua mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidaknyamanan guru dan orang
tua tentang cara memperlakukan anak serta adanya anggapn yang keliru seperti
disebut di atas.

3)
INDIVIDUALISASI
PEMBELAJARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar