PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK SISWA
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH
RANCANGAN
PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr.
Ruminiati, M.Si.
Oleh:
Alik Nadziroh NIM.162103801675
Mia Alfiana Prahartini NIM.162103801502
Nofita Wulandari NIM.162103801396

PENDIDIKAN
DASAR PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
Oktober 2016
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
A.
Pengertian Pembelajaran
Individual
Pembelajaran
individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree
(1974) dalam Sanjaya (2008 : 128) membagi strategi pembelajaran ke dalam
strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery leraning strategy dan
strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau
groups-individual learning strategy.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Pada
strategi pembelajaran individual ini siswa dituntut dapat belajar secara
mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan orang lain. Sisi positif penggunaan
strategi ini adalah terbangunya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri
dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak memiliki ketergantungan pada orang
lain. Namun di sisi lain terdapat kelemahan strategi pembelajaran ini,
diantaranya jika siswa menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan
perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang karena kurangnya komunikasi
belajar antar siswa, sementara enggan beratanya kepada guru, tidak membiasakan
siswa bekerjasama dalam sebuah team.
Sedangkan
menurut Sudjana (2009 : 116) Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri.
Menurut
Sudjana, Perbedaan-perbedaan individu dapat dilihat dari :
1.
Perkembangan intelektual
2.
Kemampuan berbahasa
3.
Latar belakang pengalaman
4.
Gaya belajar
5.
Bakat dan minat
6.
Kepribadian
Pembelajaran
individu berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Pendekatan ini
memfokuskan pada proses dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya
secara realitas bersifat unik. (Hamzah B. Uno, 2008 : 16)
Menurut
Muhammad Ali (2000 : 94) strategi belajar mengajar individual disamping
memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya,
juga memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh.
“mastery learning “ atau belajar tuntas.
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99)
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99)
Pembelajaran
Individual atau Pengajaran Perseorangan merupakan suatu strategi untuk mengatur
kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh
perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut duane (1973) pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan
program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu
yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa
bimbingan guru.
Adanya perbedaan individual
menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, agar individual
dapat berkembang secara optimal dalam proses belajar diperlukan orientasi yang
paralel dengan kondisi yang dimilinya dituntut penghargaan akan individualitas.
Dalam pengajaran beberapa perbedaan yang harus diperhatikan, yakni:
1.
Perbedaan umur
2.
Perbedaan intelegensi
3.
Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
4.
Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil
dalam pemberian pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus
mengenal perbedaan yang ada pada siswa, antara lain dengan cara tes, mengunjungi
rumah orang tua siswa, sosiogram, dan case studi.
B.
Pengajaran Individual Dapat
Mencakup Cara-Cara Pengaturan Sebagai Berikut:
1.
Rencana Studi Mandiri
(Independent Study plans)
Guru dan
siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya sendiri dan
diberikan kesempatan untk berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk
memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan
tugas-tugas perseorangan.
2.
Studi yang Dikelola Sendiri
(Self-Directed Study)
Siswa diberi
sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus
dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan
daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu
siswa menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi kriteria yang
ditetapkan.
3.
Program Belajar yang berpusat
pada siswa (Learner-Centered Program)
Dalam
batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan
dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk belajar program
pengayaan.
4.
Belajar Menurut Kecepatan
Sendiri (Self-Pacing)
Siswa
mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetakan oleh guru. Semua siswa arus mencapai tujuan pembelajaran
khusus yang sama, namn mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam
mempelajari materi pelajaran tersebut.
5.
Pembelajaran yang ditentukan
oleh siswa sendiri. (Student-Determined Instruction)
Pengaturan
pembelajaran tersebut menyangkut: penentuan tujuan pembelajaran (umum dan
khusus), pilihan media pembelajaran dan nara suumber, penentuan alokasi waktu
untuk mempelajari berbagai topik, penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi
sendiri pencapaian tujuan pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan
materi pelajaran tertentu.
6.
Pembelajaran Sesuai Diri
(Individual Instruction)
Strategi
pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar, yaitu, kerangka waktu yang luwes,
adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki
keselahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk
;melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya, pemberian kesempatan
kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, penilaian kemajuan
belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan
penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, pemilihan lokasi belajar yang bebas,
dan adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat dipilih.
7.
Pembelajaran Perseorangan
Tertuntun (Indivully Prescribed Instruction)
Sistem
pembelajaran ini didasarkan pada
prinsip-prinsip pembelajaran terprogram. Setiap siswa diarahkan pada program
belajar masing-masing berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan
oleh guru atau guru bersama siswa berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dan dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan ini berkaitan
dengan materi pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
8.
Metode dan teknik yang
digunakan
a.
Metode Tanya Jawab
Tanya jawab
ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu
dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan
keterampilaan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan
dan menerapkan. Metode Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti
atau mengingat ingat tentang apa yang dipelajari.
b.
Metode Tugas
Metode tugas
adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah
asalkan tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas biasanya bisa
dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas bisa merangsang anak
untuk aktif belajar, baik secara individual ataupun kelompok.
c.
Metode Latihan
Metode
latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang
baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
d.
Metode Pembiasaan
Metode
pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntunan ajaran agama Islam.
e.
Metode Keteladanan
Keteladanan
dalam bahasa arab di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti
perilaku baik yang dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya
pencapaian keberhasilan pendidikan.
f.
Teknik yang biasa digunakan
dalam pembelajaran individual
Teknik yang
digunakan dalam pembelajaran individual adalah teknik bertanya dan memberi
motivasi, menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang siswa. Sedangkan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran individual adalah
pendekatan konstruksivisme, pendekatan masalah, dan realistik.
C. Siswa Lamban belajar
1.
Pengertian Siswa
lamban Belajar
Istilah siswa lamban
belajar dan berprestasi rendah mengandung pengertian yang tidak jauh berbeda,
dua-duanya saling berkaitan satu sama lain. Siswa lamban belajar dan
berprestasi rendah adalah siswa yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam
batas waktu yang telah ditentukan karena ada factor tertentu yang
mempengaruhinya.
Siswa yang lamban
belajar dan berprestasi rendah dapat pula di akibatkan oleh factor IQ. Menurut
penelitian Binet dan Simon anak yang lemah mental memiliki IQ antara 50 sampai
69 tergolong anak yang lamban belajar. Mereka itu sangat sulit dididik. Jika
memungkinkan untuk dididik mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memahami pelajaran kendatipun pada akhirnya prestasi yang di capainya tidak
semaksimal siswa yang lainnya. Siswa lamban belajar yang di sebabkan oleh
factor IQ, pada umumnya memiliki prestasi rendah, lain halnya dengan siswa lamban
belajar yang diakibatkan oleh lemahnya kemampuan menguasai pengetahuan dan
keterampilan dasar tertentu pada sebagian materi pelajaran yang harus dikuasi
sebelumnya
2. Cara Guru Menangani Siswa Lamban Belajar
Ada beberapa cara untuk
menangani siswa yang lamabn belajar di dalam kelas, sebagi berikut:
a.
Berikan instruksi secara lebih sederhana dan bertahap
b.
Pengulangan secara terus menerus. Materi yang sedang
dipelajari diulang-ulang sebanyak 3-5 kali. Dibutuhkan penguatan kembali
melalui kegiatan praktik untuk dapat membantu proses generalisasi.
c.
Selalu memberi dukungan pada anak.
d.
Memberi penguatan pada anak agar anak bisa mencapai
apa yang dicita-citakan.
e.
Ajarkan strategi belajar yang efektif dan efisien.
f.
Ikut sertakan dalam kegiatan tutorial di sekolah. Hal ini
bisa disebut dengan “peer tutoring” atau privat. Bukan untuk meningkatkan
prestasinya, melainkan agar anak menjadi optimis terhadap kemampuannya dan
memberinya harapan yang realistis dan dapat dicapai.
g.
Ajarkan konsep-konsep yang penting dan abaikan detil-detil
yang kurang penting.
h.
Bantu anak memiliki pemahaman dasar mengenai konsep
baru dan tidak menuntut agar ia menghafal materi dan fakta yang tak berarti
buat dirinya.
i.
Gunakan alat peraga. Kalau bisa juga dengan penunjuk
visual sebanyak-banyaknya. Namun jangan membingungkan siswa.
j.
Tidak memaksa siswa untuk bersaing. Alangkah bijak
kalau orang tua tidak memaksa siswa untuk berkompetisi aau bersaing dengan anak
yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
k.
Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “high
meaning”. Ini berguna untuk mengetahui apakah siswa memahami arti bacaan mereka
atau arti suatu pertanyaan mengenai materi baru.
l.
Menunda ujian
akhir dan penilaian. Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih
sering bagi siswa yang berkesulitan belajar. Evaluasi terhadap tugas mereka
sebagai tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu
kesadaran yang konstan mengenai siswa akan membentuk kepercayaan diri dan
kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa menunda ujian akhir mereka sampai siswa
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari mungkin merupakan cara terbaik.
m.
Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak
pernah gagal”.
D. Siswa Cepat belajar
1. Pengertian Siswa Cepat Belajar
Murid yang cepat
belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami dan menguasai
pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik sekali. Hasil
prestasi yang baik itu bukan hanya pada mata pelajaran tertentu melainkan
meliputi semua mata pelajaran. Sehingga hasil prestasi belajar yang dicapai
dapat dilihat pada rapor dan nilai ujian ahirpun baik sekali.
Mereka ini pada umumnya
mempunyai intelegensi tinggi. Tetapi sebaliknya murid yang mempunyai
intelegensi tinggi belum tentu merupakan murid cepat belajar. Banyak murid yang
mempunyai integensi tinggi akan tetapi prestasi belajarnya rendah, mereka ini
disebut “under ecieiver”. Kemungkinan rendahnya prestasi yang dicapai
disebabkan kurang memiliki motivasi, kurang waktu belajar dan sebagainya,
karena kapasitasnya tidak dimanfaatkan dengan sempurna. Adakalanya murid cepat
belajar dalam menguasai mata pelajaran tertentu. Misalnya: seorang murid cepat
memelajari seni lukis sehingga hasilnya baik sekali, begitu juga murid yang
lain cepat mmpelajari seni lukis sehingga hasilnya baik sekali, tetapi murid
tersebut sangat lambat menguasai mata pelajaran yang alain sehingga prestasinya
rendah, sehingga prestasi rata-rata hasil belajarnya secara keseluruhan rendah.
Murid yang demikian memilki bakat sehingga tidak sepenuhnya dapat digolongkan
sebagai murid cepat belajar.
2.
Cara Guru Menangani
Siswa Cepat Belajar
Cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi masing-masing murid cepat belajar adalah :
a. Pelayanan Bimbingan Pendidikan
Usaha Penyaluran Yang dimaksud ialah untuk menyalurkan kemampuan murid
yang cepat belajar dan mengisi kelebihan waktu dikelas digunakan sistem
pengajaran moduldan pengelompokan mata pelajaran mayor dan pilihan:
·
Sistem Pengajaran Modul : Sistem pengajaran modul
sangat sesuai bagi murid cepat belajar, karena mereka mampu belajar sendiri
dengan baik tanpa pengawasan, mempunyai minat yang besar, sangat aktif
dan selalu haus akan hal-hal yang baru, mampu mengkritik diri sendiri, kaya
perbendaharaan bahasa sehingga mampu memahami apa yang dibaca dengan cepat. Ia
mampu menarik generalisasi, menghubung-hubungkan dan mampu mengkomprehensifkan
pengertian-pengertian dan berfikir secara logis. Sistem pengajaran dengan modul
memerlukan sifat-sifat dan kebiasaan serupa.
·
Menyediakan Mata Pelajaran Pilihan : Dalam kurikulum
sekolah pembangunan ada mata pelajaran pilihan dan mayor. Mata pelajaran mayor
adalah mata pelajaran yang harus diikuti semua murid, sedangkan mata pelajaran
pilihan diambil oleh murid yang berminat pada mata pelajaran itu. Dengan adanya
mata pelajaran tersebut maka waktu yang luang dari murid yang cepat belajar
dapat disalurkan. Terutama jika mereka diberi kesempatan mengambil mata
pelajaran pilihan melebihi beban yang telah ditentukan. Aktivitas guru/konselor
dalam hal ini adalah: (1) Membantu mereka memilih modul pengayaan dan
modul-modul pilihan lain sesuai dengan minatnya, kapasitas dan cita-cita
mereka. Dengan demikian hal ini dianggap merintis pemilihan jurusan/jalur
pendidikan dan jabatan yang sesuai .(2) Membantu terwujudnya
kelompok-kelompok diskusi, kelompok penyesuaian modul dan mereka akan aktif
didalamnya. Bersamaan dengan hal itu maka guru sebaiknya merencanakan wisata
belajar keobyek-obyek tertentu sesuai dengan kebutuhan pendalaman modul/mata
pelajaran tertentu.
Sistem Pengadaptasian
Konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran tentang sifat-sifat dan
kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar kepada guru, agar guru
dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan sifat-sifat, kebiasaan,
kemampuan dan kebutuhan murid tersebut.
1.
Pengajaran individual (individual instruction) : Murid
cepat belajar mempunyai sifat-sifat kemampuan belajar secara individual.
- Belajar sendiri : Murid cepat belajar semakin terangsang cara belajar
sendiri. Kehausan akan ilmu pengetahun cepat terpenuhi dalam kesempatan
ini.
- Prosedur sosial dalam pengajaran : Menggiatkan murid cepat belajar
untuk membentuk belajar kelompok. Jadi aktivitas konselor dalam usaha
pengadaptasian adalah : Menyampaikan sifat-sifat minat, kemampuan,
kebutuhan dan masalah murid cepat belajar kepada guru, memberi saran
penggunaan metode pengajaran yang efisien, menyampaikan sikap dan tingah
murid tersebut kepada orang tuanya, dengan maksud agar cara-cara dan
tingkah lakunya dirumah dapat berubah, pemanjaan harus dikurangi.
3) Usaha Penyesuaian
·
Meningkatan motivasi belajar.
·
Menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya jika tidak
dapat melanjutkan studinya.
·
Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting,
kelalaian salah satu berarti akan menurunkan prestasi keseluruhan.
·
Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya di kelas.
·
Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru
tentang tingkah laku murid cepat belajar yang berkebiasaan buruk.
Dengan cara ini murid akan memperoleh fell back dari
guru-guru tentang tingkah laku bagaimana yang dikehendaki kelas.
b. Pelayanan Bimbingan Sosial
Usaha penyalurannya adalah :
a) Untuk murid yang apatis
1. Menempatkan dalam kelompok
penyelesaian modul.
2. Mengaktifkan dalam kelompok belajar di rumah.
3. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar.
4. Mengikutkan ke dalam kepramukaan, campig, dan lainnya.
b) Untuk murid yang dinamis
Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat dengan kedisiplinan
mengikuti pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam bimbingan social
tidak perlu dikemukakan secara eksplisit. Untuk memenuhi maksud-maksud
memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan layanan bimbingan pendidikan
terhadapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar