Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2016

PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK SISWA

PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK SISWA


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ruminiati, M.Si.



Oleh:
Alik Nadziroh                         NIM.162103801675
Mia Alfiana Prahartini            NIM.162103801502
Nofita Wulandari                    NIM.162103801396


Description: UM_malang.bmp











PENDIDIKAN DASAR PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2016
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

A.    Pengertian Pembelajaran Individual
Pembelajaran individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008 : 128) membagi strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery leraning strategy dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning strategy.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Pada strategi pembelajaran individual ini siswa dituntut dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan orang lain. Sisi positif penggunaan strategi ini adalah terbangunya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak memiliki ketergantungan pada orang lain. Namun di sisi lain terdapat kelemahan strategi pembelajaran ini, diantaranya jika siswa menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang karena kurangnya komunikasi belajar antar siswa, sementara enggan beratanya kepada guru, tidak membiasakan siswa bekerjasama dalam sebuah team.
Sedangkan menurut Sudjana (2009 : 116) Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri.
Menurut Sudjana, Perbedaan-perbedaan individu dapat dilihat dari :
1.      Perkembangan intelektual
2.      Kemampuan berbahasa
3.      Latar belakang pengalaman
4.      Gaya belajar
5.      Bakat dan minat
6.      Kepribadian
Pembelajaran individu berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada proses dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas bersifat unik. (Hamzah B. Uno, 2008 : 16)
Menurut Muhammad Ali (2000 : 94) strategi belajar mengajar individual disamping memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh. “mastery learning “ atau belajar tuntas.
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99)
Pembelajaran Individual atau Pengajaran Perseorangan merupakan suatu strategi untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut duane (1973) pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa bimbingan guru.
Adanya perbedaan individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, agar individual dapat berkembang secara optimal dalam proses belajar diperlukan orientasi yang paralel dengan kondisi yang dimilinya dituntut penghargaan akan individualitas. Dalam pengajaran beberapa perbedaan yang harus diperhatikan, yakni:
1.      Perbedaan umur
2.      Perbedaan intelegensi
3.      Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
4.      Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus mengenal perbedaan yang ada pada siswa, antara lain dengan cara tes, mengunjungi rumah orang tua siswa, sosiogram, dan case studi.

B.     Pengajaran Individual Dapat Mencakup Cara-Cara Pengaturan Sebagai Berikut:
1.      Rencana Studi Mandiri (Independent Study plans)
Guru dan siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya sendiri dan diberikan kesempatan untk berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan tugas-tugas perseorangan.
2.      Studi yang Dikelola Sendiri (Self-Directed Study)
Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan lulus apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
3.      Program Belajar yang berpusat pada siswa (Learner-Centered Program)
Dalam batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan.
4.      Belajar Menurut Kecepatan Sendiri (Self-Pacing)
Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetakan oleh guru. Semua siswa arus mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sama, namn mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam mempelajari materi pelajaran tersebut.
5.      Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri. (Student-Determined Instruction)
Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut: penentuan tujuan pembelajaran (umum dan khusus), pilihan media pembelajaran dan nara suumber, penentuan alokasi waktu untuk mempelajari berbagai topik, penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi sendiri pencapaian tujuan pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
6.      Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Instruction)
Strategi pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar, yaitu, kerangka waktu yang luwes, adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki keselahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk ;melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya, pemberian kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, penilaian kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, pemilihan lokasi belajar yang bebas, dan adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat dipilih.
7.      Pembelajaran Perseorangan Tertuntun (Indivully Prescribed Instruction)
Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram. Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan ini berkaitan dengan materi pelajaran yang harus dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
8.      Metode dan teknik yang digunakan
a.       Metode Tanya Jawab
Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan keterampilaan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan dan menerapkan. Metode Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat ingat tentang apa yang dipelajari.
b.      Metode Tugas
Metode tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah asalkan tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas biasanya bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas bisa merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual ataupun kelompok.
c.       Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
d.      Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
e.       Metode Keteladanan
Keteladanan dalam bahasa arab di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti perilaku baik yang dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan.
f.        Teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran individual
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran individual adalah teknik bertanya dan memberi motivasi, menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang siswa. Sedangkan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran individual adalah pendekatan konstruksivisme, pendekatan masalah, dan realistik.


C.  Siswa Lamban belajar
1.    Pengertian Siswa lamban Belajar
Istilah siswa lamban belajar dan berprestasi rendah mengandung pengertian yang tidak jauh berbeda, dua-duanya saling berkaitan satu sama lain. Siswa lamban belajar dan berprestasi rendah adalah siswa yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada factor tertentu yang mempengaruhinya.   
Siswa yang lamban belajar dan berprestasi rendah dapat pula di akibatkan oleh factor IQ. Menurut penelitian Binet dan Simon anak yang lemah mental memiliki IQ antara 50 sampai 69 tergolong anak yang lamban belajar. Mereka itu sangat sulit dididik. Jika memungkinkan untuk dididik mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami pelajaran kendatipun pada akhirnya prestasi yang di capainya tidak semaksimal siswa yang lainnya. Siswa lamban belajar yang di sebabkan oleh factor IQ, pada umumnya memiliki prestasi rendah, lain halnya dengan siswa lamban belajar yang diakibatkan oleh lemahnya kemampuan menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar tertentu pada sebagian materi pelajaran yang harus dikuasi sebelumnya
2.    Cara Guru Menangani Siswa Lamban Belajar
Ada beberapa cara untuk menangani siswa yang lamabn belajar di dalam kelas, sebagi berikut:
a.       Berikan instruksi secara lebih sederhana dan bertahap
b.      Pengulangan secara terus menerus. Materi yang sedang dipelajari diulang-ulang sebanyak 3-5 kali. Dibutuhkan penguatan kembali melalui kegiatan praktik untuk dapat membantu proses generalisasi.
c.       Selalu memberi dukungan pada anak.
d.      Memberi penguatan pada anak agar anak bisa mencapai apa yang dicita-citakan.
e.       Ajarkan strategi belajar yang efektif dan efisien.
f.        Ikut sertakan dalam kegiatan tutorial di sekolah. Hal ini bisa disebut dengan “peer tutoring” atau privat. Bukan untuk meningkatkan prestasinya, melainkan agar anak menjadi optimis terhadap kemampuannya dan memberinya harapan yang realistis dan dapat dicapai.
g.      Ajarkan konsep-konsep yang penting dan abaikan detil-detil yang kurang penting.
h.      Bantu anak memiliki pemahaman dasar mengenai konsep baru dan tidak menuntut agar ia menghafal materi dan fakta yang tak berarti buat dirinya.
i.        Gunakan alat peraga. Kalau bisa juga dengan penunjuk visual sebanyak-banyaknya. Namun jangan membingungkan siswa.
j.        Tidak memaksa siswa untuk bersaing. Alangkah bijak kalau orang tua tidak memaksa siswa untuk berkompetisi aau bersaing dengan anak yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
k.      Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “high meaning”. Ini berguna untuk mengetahui apakah siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi baru.
l.           Menunda ujian akhir dan penilaian. Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih sering bagi siswa yang berkesulitan belajar. Evaluasi terhadap tugas mereka sebagai tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan mengenai siswa akan membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa menunda ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari mungkin merupakan cara terbaik.
m.    Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”.
D.  Siswa Cepat belajar
1.    Pengertian Siswa Cepat Belajar
Murid yang cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima, memahami dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang baik sekali. Hasil prestasi yang baik itu bukan hanya pada mata pelajaran tertentu melainkan meliputi semua mata pelajaran. Sehingga hasil prestasi belajar yang dicapai dapat dilihat pada rapor dan nilai ujian ahirpun baik sekali.
Mereka ini pada umumnya mempunyai intelegensi tinggi. Tetapi sebaliknya murid yang mempunyai intelegensi tinggi belum tentu merupakan murid cepat belajar. Banyak murid yang mempunyai integensi tinggi akan tetapi prestasi belajarnya rendah, mereka ini disebut “under ecieiver”. Kemungkinan rendahnya prestasi yang dicapai disebabkan kurang memiliki motivasi, kurang waktu belajar dan sebagainya, karena kapasitasnya tidak dimanfaatkan dengan sempurna. Adakalanya murid cepat belajar dalam menguasai mata pelajaran tertentu. Misalnya: seorang murid cepat memelajari seni lukis sehingga hasilnya baik sekali, begitu juga murid yang lain cepat mmpelajari seni lukis sehingga hasilnya baik sekali, tetapi murid tersebut sangat lambat menguasai mata pelajaran yang alain sehingga prestasinya rendah, sehingga prestasi rata-rata hasil belajarnya secara keseluruhan rendah. Murid yang demikian memilki bakat sehingga tidak sepenuhnya dapat digolongkan sebagai murid cepat belajar.
2.    Cara Guru Menangani Siswa Cepat Belajar
Cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi masing-masing murid cepat belajar adalah :
a.    Pelayanan Bimbingan Pendidikan 
Usaha Penyaluran Yang dimaksud ialah untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat belajar dan mengisi kelebihan waktu dikelas digunakan sistem pengajaran moduldan pengelompokan mata pelajaran mayor dan pilihan:
·         Sistem Pengajaran Modul : Sistem pengajaran modul sangat sesuai bagi murid cepat belajar, karena mereka mampu belajar sendiri dengan baik tanpa pengawasan, mempunyai minat yang besar, sangat aktif  dan selalu haus akan hal-hal yang baru, mampu mengkritik diri sendiri, kaya perbendaharaan bahasa sehingga mampu memahami apa yang dibaca dengan cepat. Ia mampu menarik generalisasi, menghubung-hubungkan dan mampu mengkomprehensifkan pengertian-pengertian dan berfikir secara logis. Sistem pengajaran dengan modul memerlukan sifat-sifat dan kebiasaan serupa.
·         Menyediakan Mata Pelajaran Pilihan : Dalam kurikulum sekolah pembangunan ada mata pelajaran pilihan dan mayor. Mata pelajaran mayor adalah mata pelajaran yang harus diikuti semua murid, sedangkan mata pelajaran pilihan diambil oleh murid yang berminat pada mata pelajaran itu. Dengan adanya mata pelajaran tersebut maka waktu yang luang dari murid yang cepat belajar dapat disalurkan. Terutama jika mereka diberi kesempatan mengambil mata pelajaran pilihan melebihi beban yang telah ditentukan. Aktivitas guru/konselor dalam hal ini adalah: (1) Membantu mereka memilih modul pengayaan dan modul-modul pilihan lain sesuai dengan minatnya, kapasitas dan cita-cita mereka. Dengan demikian hal ini dianggap merintis pemilihan jurusan/jalur pendidikan dan jabatan yang sesuai .(2) Membantu  terwujudnya kelompok-kelompok diskusi, kelompok penyesuaian modul dan mereka akan aktif didalamnya. Bersamaan dengan hal itu maka guru sebaiknya merencanakan wisata belajar keobyek-obyek tertentu sesuai dengan kebutuhan pendalaman modul/mata pelajaran tertentu.
Sistem Pengadaptasian
Konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar kepada guru, agar guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan sifat-sifat, kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid tersebut.
1.      Pengajaran individual (individual instruction) : Murid cepat belajar mempunyai sifat-sifat kemampuan belajar secara individual.
  1. Belajar sendiri : Murid cepat belajar semakin terangsang cara belajar sendiri. Kehausan akan ilmu pengetahun cepat terpenuhi dalam kesempatan ini.
  2. Prosedur sosial dalam pengajaran : Menggiatkan murid cepat belajar untuk membentuk belajar kelompok. Jadi aktivitas konselor dalam usaha pengadaptasian adalah : Menyampaikan sifat-sifat minat, kemampuan, kebutuhan dan masalah murid cepat belajar kepada guru, memberi saran penggunaan metode pengajaran yang efisien, menyampaikan sikap dan tingah murid tersebut kepada orang tuanya, dengan maksud agar cara-cara dan tingkah lakunya dirumah dapat berubah, pemanjaan harus dikurangi.

3)    Usaha Penyesuaian
·         Meningkatan motivasi belajar.
·         Menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya jika tidak dapat melanjutkan studinya.
·         Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting, kelalaian salah satu berarti akan menurunkan prestasi keseluruhan.
·         Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya di kelas.
·         Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku murid cepat belajar yang berkebiasaan buruk.
Dengan cara ini murid akan memperoleh fell back dari guru-guru tentang tingkah laku bagaimana yang dikehendaki kelas.
b.    Pelayanan Bimbingan Sosial
Usaha penyalurannya adalah :
a)    Untuk murid yang apatis
1.  Menempatkan  dalam kelompok penyelesaian modul.
2. Mengaktifkan dalam kelompok belajar di rumah.
3. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata belajar.
4. Mengikutkan ke dalam kepramukaan, campig, dan lainnya.
b)    Untuk murid yang dinamis
Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat dengan kedisiplinan mengikuti pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam bimbingan social tidak perlu dikemukakan secara eksplisit. Untuk memenuhi maksud-maksud memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan layanan bimbingan pendidikan terhadapnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar