Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2016

TEKNIK PEMILIHAN SAMPEL DALAM PENELITIAN

TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF




OLEH

Indriana Martiningsih ( 162103801540 )
Firda
Program Studi  Dikdas Kelas G angkatan 2016
Dosen : Prof.Dr. Anang Santoso, M.Pd


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
     Proses penelitian dalam bidang ilmu apa pun dengan tujuan untuk mendapatkan pembuktian alamiah, ataupun deskripsi dari hasil analisis inferential Statistic akan bergantung pada pendekatan apa yang dipakai. Pendekatan dalam penelitan, seperti dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan bahasa kita mengenal adanya pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
     Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan  data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahuai peneliti. Penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan penelitian deskriptif, peneliti hubungan / korelasi, penelitian, kuasi – eksperimental, dan penelitian eksperimental (Margono, 1997).
     Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya hasil penelitian bisa dipercaya.









1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana memilih sampel dalam penelitian kuantitatif ?
1.3  Tujuan
Untuk  memilih sampel, teknik sampling dalam penelitian kuantitatif




























BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peniliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi  harus betul-betul reprensentatif (mewakili).
             Bila sampel tidak reprensentatif, peneliti bisa salah dalam menafsirkan / menyimpulkan suatu data yang telah diperoleh. Agar  hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara penarikan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
2.2  Teknik Sampling
  Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik yang digunakan. Secara skematis, macam-macam teknik sampling ditunjukkan pada gambar





 




Rectangle: Rounded Corners: Non probability SamplingRectangle: Rounded Corners: Probability Sampling 

1. Simpling sesistematis
2.Sampling kuota
3.Sampling insidental
4.Purposive Sampling
5.Sampling jenuh
6.Snowball  Sampling

  1.  
 
1.  Simple random  sampling
2.  Proportionate staratified random sampling
3.  Disproportionate  Stratified random    sampling
4.  Area(cluster) Sampling ( sampling menurut daerah)




 
                                                                                                

 
                                                                                                                                   
  







                                                                                               





a.       Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate staratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
a.1 Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny.
b.2 Proportional Stratified Random Sampling
Digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
c.3 Disproportionate Stratified Random Sampling
Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional.
d.4 Cluster Sampling ( Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.



b.       Nonprobability Sampling
Adalah tekinik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atas anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi : sampling  sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
b.1 Sampling  sistematis
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b.2   Sampling Kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
b.3   Sampling Insidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetualan/ incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetualan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
b.4     Sampling Purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka  sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik.

b.5       Sampling Jenuh
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang, dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
b.6       Snowball  sampling
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

2.3 Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut.
 




λdengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1 %, 5 %, 10 %.
P = Q = 0,5. d= 0,05. S = jumlah sampel

                    

   

   






                                                                                                

 
                                                                                                                                   
  















1 komentar: