Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2016

PENERAPAN PERBEDAAN INDIVIDU PADA SISWA


PENERAPAN PERBEDAAN INDIVIDU


KUIS
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Rancangan Pembelajaran
yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Ruminiati, M.Si




Oleh Kelompok 4 :
                             Ayu Devia Miftahul Hasanah             162103801592/3
                             Dewi Izzatu Afifah                             162103801595/5
                             Dwi Virgo Mulia Asmara                   162103801644/6



Description: Description: Description: logo um copy transparant 600px
 










PENDIDIKAN DASAR PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2016

PERBEDAAN PESERTA DIDIK
Perserta didik memiliki perbedaan individual sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang sangat bervariasi, dan sering memperlihatkan sejumlah perilaku yang tampak aneh. Pada umumnya perilaku tersebut relatif normal, dan cukup bisa ditangani dengan iklim pembelajaran yang kondusif. Akan tetapi, karena guru di sekolah dihadapkan pada sejumlah peserta didik, guru seringkali kesulitan untuk mengetahui mana perilaku yang normal dan wajar, serta mana perilaku yang disiplin dan perlu mendapat penanganan khusus.
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan , minat, dan perhatianyang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat pesert didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas intelegensi, dan kopetensinya. Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik umumlah harusnya guru memulai pemberi pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diserahkan kembali.
Seorang peseta didik yang aktif secara fisik mungkin bisa didorong untuk mengekplorasi dirinya. Melalui kegiatan olah raga. Jika seorang peserta didik memperlihatkan minatnya terhadap musik, maka carilah berbagai cara untuk mendorongnya agar minatnya bisa berkembang secara optimal, demikian halnya anak-anak yang memiliki kecerdasan diatas normal perlu diberi perhatian secara khusus .
Sehubungan dengan uraian diatas , aspek-aspek peserta didik yang perlu dipahami guru antara lain : kemampuan, potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap, kepribadian, hasil belajar, catatan kesehatan, latar balakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Aspek-aspek tersebut dapat dipelajari dari laporan dan catatan sekolah., informasi dari peserta didik lain (teman dekatnya), observasi langsung dalam situasi kelas, dan dalam bernbagai kegiatan lain di luar kelas, serta informasi dari peserta didik itu sendiri, berdasarkan wawancara, percakapam dam autobiograpi.


1)        Membimbing Peserta Didik yang Lamban
Slow learning atau lamban belajarmerupakan salah saru bentuk kesulitan belajar. Peserta didik yang lamban belajra akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, menganalisa apa yang dipelajari , dan emngalami kesulitan dalam memahami isi pembelajaran, serta sulit membentuk kopetensi, dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Slow learning menunjuk pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akibat kelambanan dalam perkembangan, terutama perkembangan mental. Kemampuan peserta didik yang lamban belajar lebih rendah dibanding perkembangan rata-rata teman sebayanga. Kelemahan perkembangan ini disebabkan oleh tingkat kecerdasan atau IQ dibawag rata-rata umum atau dubawah normal.
Peserta slow learning juga sering mengalami kelambanan dalam pertumbuhan jasmaninya.
*             Ciri-ciri peserta didik yang lambat belajar
Peserta didik yang tergolong lambat belajar akan menampakkan gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri sebagai berikut :
a.              Lamban. Peserta didik kelompok lambat belajar lamban dalam menerima dan mengolah pembelajaran, lamban dalam bekerja, lamban dalam memahami isi bacaan, serta lamban dalam menganalisis, dan memecahkan masalah.
b.             Kurang mampu. Peserta didik kelompok lambat belajar kurang mampu berkonsentrasi, berkomunikasi dengan orang lain. Mengemukakan pendapat, serta kurang kreatif, dan mudah lupa mengemukakan pendapat, serta kurang kreatif, dan mudah lupa (susah ingat mudah lupa)
c.              Tidak berprestasi.  Peserta didik kelompok lambat belajar prestasi akademisnya rendah dan hasil kerjanya tidak memuaskan.
d.             Motoriknya lamban. Peserta didik kemlompok lambat belajar pada umumnya lamban dalam belajar berjalan, terlambat dalam belajar bicara, serta gerakan-gerakan ototnya kendor, dan tidak lincah.
e.              Perilaku negatif. Peserta diidk kelompok lambar belajar sering memiliki perilaku yang kurang baik, kebiasaan jelek, dan tidak produktif
*             Memahami latar belakang peserta didik lambat belajar
Untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara tepat, dan berhasil kepada peserta didik yang lambat belajar, perlu dipahami berbagai hal yang melatarbelakanginya. Untuk kepentingan tersebut berbagai usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a)      Studi dokumentasi, mempelajari buku catatan pribadi, dokumen perkembangan pribadi, dan catatan kesehatan
b)      Mengumpulkna data baru sebagai pelengkap.
Dalam rangka memahami dan mengenal latar belajang peserta didik, sebagai upaya melengkapi informasi yang sudah ada, perlu ditempuh dengan cara lain disamping mempelajari data pribadi peserta didik. Cara lain ini dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
1)        Home visit (kunjungan rumah) yakni mengadakan kunjungan ke orang tua peserta didik untuk memahami situasi dan kondisi keluarga, dan lingkungannya.
2)        Tes Psikologi, untuk memahami kemampuan psikisnya. Misalnya tes itelegensi, tes bakat dan tes minat.
3)        Wawancara dengan orang tua temannya. Kegiatan wawancara ini bisa dilakukan bersamaan dengan kunjungan rumah, bisa juga memangil atau mengundang orang tua kesekolah.
4)        Observasi terhadap kegiatan peserta didik pada waktu bermain atau berkerja melakukan tugas kelompok untuk memahami hubungan sosial dengan teman-temannya.
Dari berbagai usaha yang dilakukan diatas akan diperole data yang dapat menggambarkan latar belajang peserta didik. Perlu didasari bahwa tidak semua data diperoleh relevan dengan masalah, sehingga perlu dilakukan seleksi data. Seleksidara ini diperlukan untuk memilah dan memilih data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan dipecahkan, dengan data yang kurang atau tidak menunjang atau ttidak berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

*      Usaha-usaha bimbingan
Guru dituntut untuk kesabarannya dalam menghadapi peserta didik yang lambat belajar,  karena ciri-ciri, sifat dan perilakunya selalu lambat. Tanpa kesadaran guru peserta didik akan menjadi mudah putus asa. Apalagi jika usaha-usaha bantuan yang diberikan tidak segera menampakkan hasilnya. Lebih dari itu guru yang tidak sabar dan kurang telaten akan segera meninggalkan tugas bimbingan dan membiarkan peserta didiknya terlantar.
Bentuk bimbingan yang diberikan kepada slow learner bergantung pada kemungkinan masalah atau latar belakang masalah masing-masing. Sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik lambat belajar dan lataar belakang peseta didik, maka bimbingan yang diberikan dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a.       Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara belajar disekolah maupun dirumah. Misalnya, cara belajar yang efektif membuat singkatan, dan cara menggunakan atau mengisi waktu senggang.
b.      Bantuan penempatan (placement), yakni menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai, seperti kelompok belajar, kelompokdiskusi, dan kelompok kerja. Namtuan penempatam ini dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan sosial yang dialami peserta didik.
c.       Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi, mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara pemecahannya, terutama berkaitan dengan cara memberikan dorongan agar peserta didik giat belajar, dan cara-cara melayani atau memperlakukan peserta didik dirumah.
d.      Memberikan pembelajaran remidi (remidial teaching), yakni mengadakan pembelajaran kembali atau pembelajaran ulang secara khusus bagi para peserta didik yang lamban untuk mengajarkan ketinggalan dari kawan-kawannya.
e.       Menyajikan pembelajaran secara kongkrit dan aktual kepada peserta didik yang lamban, yakni dengan menggunakan berbagai variasi media dan variasi metode pembelajaran, untuk membantu mereka dalam memahami konsep-konsep pembelajaran.
f.        Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan-kesulitan emosional, serta hambatan-hambatan lain sesuai latar belakang masing-masing.
g.      Membarikan perhatian khusu kepada peserta didik yang lamban, dan berusaha untuk membangkitkan motivasi dan kreatifitas belajarnya, misalnya melalui hadiah dan pujian.

2)      Membimbing Peserta Didik yang Cerdas di Atas Normal
Peserta didik yang tergolong cerdas adalah mereka yang memiliki IQ di atas normal. Sedangkan pendidikan untuk anak-anak yang terbatas dengan daya tampung yang masih kurang. Kondisi tersebut mengakibatkan peserta didik yang cerdas terpaksa mengikuti sekolah-sekolah biasa, yang diperutukkan bagi anak-anak normal. Masuknya anak-anak istimewa ini di sekolah-sekolah biasa, tentu saja akan banyak membawa dampak negatif bagi perkembangannya kemampuan peserta didik itu sendiri, bila kepadanya kurang perhatian serta perlakuan yang wajar, da kurang adamya penyuluhan yang tepat. Untuk menghindari hal tersebut, guru dan tenada kependidikan lain di sekolah perlu dibekali pula dengan teknik bimbingan atau teknik membimbing peserta didik secara tepat waktu dan tepat sasaran. Dikatakan demikian, karema seringkali tindakan-tindakan guru buka memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, tetapi menghambat bahkan mematahkan perkembangan peserta didik misalnya memberikan jawaban yang tidak memuaskan, tidak tepat atautifak sesuai harapan peserta dikdik; menggunakan hadiah dan hukuman secara berlebihan atau tidak pada tempatnya. Sehubungan dengan itu, sedikitnya guru harus memahami ciri-ciri anak luar biasa diatas normal dan cara memberikan bimbingan yang tepat.
*      Ciri-Ciri Anak Luar Biasa di atas Normal
Peserta didik yang memiliki kecerdasan diatas normal sebenarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok; pertama, kelompok pandai sekali dengan IQ 130 ke atas; dan kedua kelompok pandai dengan IQ 130 ke atas. Dua kelompok ini merupakan peserta didik luar biasa diatas normal, yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
c)      Belajar berjalan dan bicara lebih awal dan cepat menguasai kosa kata dalam jumlah yang banyak
d)      Pertumbuhna jasmani lebih baik, otot-otot kuat, motoriknya gesit (lincah) dan energik
e)      Haus akan ilmu pengetahuan, dan menyukai serta sering mengikuti berbagai perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
f)       Mampu secara tepat menarik suatu generalisasi, dapat mengenal hubungan anatara fakta yang satu dengan fakta yang lain, cakrawala berpikirnya luas dan logis,kritis dan suka berdebat.
g)      Memiliki rasa ingin tahu (natural curiousity) yang tinggi, sehingga nampak suka membongkar-bongkar mainan dan membangunnya kembali
h)      Cepat dalam menerima, mengolah, memahami dan menguasai pembelajaran, prestasinya baik sekali dalam seluruh bidang studi.
i)       Cepat mengerjakan tugas dengan hasil baik
j)       Cepat dan tepat dalam bertindak
k)      Kurang sabar mengikuti hal-hal yang rutin dan monoton
l)       Cenderung tidak memiliki gangguan nervus (mudah bingung)
m)   Daya imajinasinya tinggi, dan mampu berpikir abstrak
n)      Cepat dalam bekerja, dan melakukan tugas sehingga banyak memiliki waktu luang.
*      Prinsip Dasar Membimbing Peserta Didik yang Cerdas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipahami guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik cepat belajar adalah:
a.       Perlu diupayakan untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memperoleh perkembangan yang optimal sehingga dapat dicapai suatu kebahagiaan
b.      Bimbingan yang diberikan harus sesuai dengan ciri-ciri khusus serta kebutuhan peserta didik yang cepat belajar
c.       Setiap sekolaj harus diatur sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana yang aman dan nyaman, dan memungkinkan peserta didik cepat belajar mengembangkan seluruh aspek pribadinya.
d.      Dalam memberikan bimbingan jangan semata-mata menekankan pada perkembangan aspek intelektualnya saja, tetapi perlu dikembangkan aspek-aspek yang lain seperti sikap, nilai, mental, moral, emosional, sosial, spiritual, dan tanggung jawab.
e.       Perlu dikuangi kegagalan dan pemborodan sejauh mungkin dengan jalan mendayagunakan seluruh bakat dan kecenderungan serta kreativitas peserta didik
Masalah-masalah yang dihadapi peserta didik cepat belajar pada umumnya bersumber dari kondisi-kondisi sebagai berikut:
a.       Kurang atau tidak adanya pengertian dari pihak pendidik (guru, orang tua, kepalas sekolah, konselor), mereka tidak mengerti bagaimana memerlakukan peseta didik yang cerdas
b.      Kurang adanya perhatian dari pihak pendidik. Perhatian pendidik umumnya ditujukan kepada peserta didik yang normal, paling-paling ditujukan kepada peserta didik yang lambat belajar.
c.       Anggapan yang keliru dari pendidik bahwa peserta didik yang cerdas akan mampu atau bisa memelihara, menjaga, dan mengembangkan dirinya sendiri tanpa bimbingan orang lain
d.      Kurang anggapan guru terhadap perilaku peserta didik yang cerdas, bahkan sering dianggap menggangu pembelajaran, atau mencemoohkan guru. Misalnya mengajukan pertanyaan yang diluar kemampuan guru untuk menjawabnya.
*      Reaksi Negatif
Perserta didik yang tergolong cerdas di atas normal tidak berbeda dengan teman lain.dalam arti sebenernya mereka juga memerlukan perhatian, penghargaan dan kasih sayang, karena hal tersebut merupakan sebagian dari kebutuhan pokok(basic needs). Namun demikian, dalam kenyataannya aoa yang dilakukan olehpendidik baik orang tua maupun guru kurang sekali perhatian kepada mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidakmengertian guru dan orang tua mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidaknyamanan guru dan orang tua tentang cara memperlakukan anak serta adanya anggapn yang keliru seperti disebut di atas.
*      Bimbingan Bagi Peserta Didik Cepat Belajar
Peserta didik yang cerdas juga sering mempunyai kesulitan,  sehingga mereka perlu mendapat layanan bimbingan maupun layanan pendidikan secara tepat,  agar dapat berguna bagi kepentingan dirinya sendiri maupun bagi kepentingan orang banyak.  Sehubungan itu,  penting bagi setiap sekolah untuk memberikan layanan yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik dan kebutuhannya.  Pemberian layanan yang dilakukan secara tepat diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan setiap peserta didik dalam mengembangkan diri dan memperoleh kepuasan dalam hidupnya
Sehubungan dengan uraian di atas, dapat diidentifikasikan beberapa bentuk layanan yang dapat diberikan guru kepada peserta didik yang cepat belajar sebagai berikut.
a.         Usaha pencepatan (akselerasi). Anak cerdas diberi kesempatan untuk menyelesaikan suatu program pendidikan dalam jangka waktu yang lebih singkat berbeda dengan yang seharusnya dilakukan. Misalnya untuk menyelesaikan program pendidikan SMA,  jangka waktu yang biasa adalah 3 tahun, sedang bagi peserta didik yang cepat belajar bisa ditempuh hanya 2 tahun saja tidak perlu menunggu atau mengikuti prosedur umum.
b.        Menyediakan sekolah khusus yang menampung anak-anak cerdas atau berkualitas tinggi, sehingga mereka akan mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam sekolah khusus ini perlu disediakan sarana yang memadai untuk menyalurkan bakat-bakatnya. Misalnya berupa penyediaan laboratorium beserta serta pengarahan dan binaan yang tepat dari guru yang berpengalaman. Akhir-akhir ini telah banyak didirikan sekolah- sekolah khusus sejenis ini yang diselenggarakan oleh lembaga-  lembaga swasta
c.         Jika terpaksa anak harus mengikuti sekolah yang terintegrasi dengan anak-anak normal, maka kepadanya perlu diberi kesempatan untuk memperdalam,  dan memperkaya pengeta huannya. Memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan bimbingan yang tepat serta melaporkan hasil pekerjaannya kepada guru. Misalnya tugas membaca, mengikuti perlombaan, melakukan percobaan-percobaan atau penelitian, baik untuk menguji hipotesa maupun untuk menemukan penemuan-penemuan baru.
d.        Menyalurkan kemampuan peserta didik dalam kegiatan kegiatan-ilmiah,  mengikuti sertakan dalam lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh instansi-instansi tertentu,  seperti lomba mengarang dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis. Melalui kegiatan ini,  maka kelebihan energi yang dimiliki oleh peserta didik yang cerdas di atas normal dapat disalurkan dan akan lebih bermanfaat.
e.         Melibatkan dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas organisasi dan sosial.  Misalnya organisasi intra sekolah (OSIS), Palang Merah Remaja (PMR),  Pramuka,  Kelompok  diskusi dan Kelompok Kesenian.
f.          Untuk mengurangi rasa superior (harga diri berlebih), sebaiknya guru dalam memberikan tugas atau pertanyaan-pertanyaan dilakukan secara proporsional.  Dalam hal ini,  tugas yang diberikan untuk anak cerdas haruslah tugas yang menantang dan memerlukan problem solving,  sedang tugas-tugas yang biasa dan kurang menantang diberikan kepada anak yang normal.  Dengan cara demikian,  peserta didik yang cerdas di atas normal akan merasa bahwa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kawan yang lain.  Hal ini penting sekali bagi perkembangan sikap dan pribadi peserta didik.
g.        Jika diperlukan, maka pada saat-saat tertentu guru hendaknya memberikan reinforcement pada peserta didik yang cerdas. Misalnya saat menemukan penemuan-penemuan baru, dan prestasi yang luar biasa.  Dengan demikian,  mereka memperoleh kepuasan,  serta dapat meningkatkat semangat atau motivasi untuk lebih berprestasi lagi.
Di samping beberapa hal yang dikemukakan di atas,  untuk dapat memberikan layanan kepada peserta didik yang cerdas secara tepat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak dan berbagai lembaga yang terlibat langsung dalam pergaulan peserta didik.



3)      Individualisasi Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,  kreatif dan menyenangkan,  hendaknya pembelajaran tidak terbatas pada pembelajaran klasikal,  apalagi terbatas pada empat dinding kelas,  tetapi perlu diupayakan pembelajaran yang dapat melayani perbedaan peserta didik secara individual.  Sehubungan dengan itu,  guru perlu melakukan upaya-upaya untuk melakukan individualisasi pembelajaran.  Individualisasi pembelajaran dimaksudkan sebagai bentuk pembelajaran yang dapat melayani perbedaan peserta didik,  dan sesuai dengan kemampuan,  tempo belajar,  minat dan nafsu belajar masing-masing.  Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam rangka individualisasi pembelajaran antara lain mencakup pembelajaran dengan modul (modular instruction),  pembelajaran berprograma (programe instruction),  dan pembelajaran melalui elektronik (E-Learning).  Program-program individualisasi pembelajaran tersebut telah dibahas dalam buku Implementasi Kurikulum 2004,  Panduan Pembelajaran KBK (2004).

















DAFTAR RUJUKAN

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar