PENERAPAN
TEACHING INDIVIDUAL
“KUIS JUMAT
SIANG”
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH
RANCANGAN
PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr.
Ruminiati, M.Si.
Oleh:
Mohammad Irfan F NIM.162103801658
Ahmad Affandi NIM.162103801619
Bayu Segoro NIM.16210380

PENDIDIKAN
DASAR PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
Oktober 2016
“KUIS JUM’AT
SIANG”
PENERAPAN
TEACHING INDIVIDUAL
A.
Pengertian Teaching Individual
Teaching
Individual adalah pembelajaran yang memetik beratkan bantuan dan bimbingan kepada
masing2 individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan
pada klasikal tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual ,
pembelajaran memberi bantuan kepada masing2 pribadi. Sedangkan pada
pembelajaran klasikal , pembelajaran memberi bantuan individual secara umum.
Pembelajaran
individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh
Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008 : 128) membagi strategi pembelajaran ke
dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery leraning strategy
dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau
groups-individual learning strategy.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberrhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Pada
strategi pembelajaran individual ini siswa dituntut dapat belajar secara
mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan orang lain. Sisi positif penggunaan
strategi ini adalah terbangunya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri
dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak memiliki ketergantungan pada orang
lain. Namun di sisi lain terdapat kelemahan strategi pembelajaran ini,
diantaranya jika siswa menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan
perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang karena kurangnya komunikasi
belajar antar siswa, sementara enggan beratanya kepada guru, tidak membiasakan
siswa bekerjasama dalam sebuah team.
Sedangkan
menurut Sudjana (2009 : 116) Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri.
Menurut
Sudjana, Perbedaan-perbedaan individu dapat dilihat dari :
1.
Perkembangan intelektual
2.
Kemampuan berbahasa
3.
Latar belakang pengalaman
4.
Gaya belajar
5.
Bakat dan minat
6.
Kepribadian
Pembelajaran individu berorientasi
pada individu dan pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada proses
dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas
bersifat unik. (Hamzah B. Uno, 2008 : 16)
Menurut
Muhammad Ali (2000 : 94) strategi belajar mengajar individual disamping
memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya,
juga memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh.
“mastery learning “ atau belajar tuntas.
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99)
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual. Muhammad Ali (2000 : 99)
Pembelajaran
Individual atau Pengajaran Perseorangan merupakan suatu strategi untuk mengatur
kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa memperoleh
perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut duane (1973)
pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam
setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi
tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa bimbingan guru.
Adanya perbedaan
individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, agar
individual dapat berkembang secara optimal dalam proses belajar diperlukan
orientasi yang paralel dengan kondisi yang dimilinya dituntut penghargaan akan
individualitas. Dalam pengajaran beberapa perbedaan yang harus diperhatikan,
yakni:
1.
Perbedaan umur
2.
Perbedaan intelegensi
3.
Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
4.
Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan
individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian
pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus mengenal perbedaan
yang ada pada siswa, antara lain dengan cara tes, mengunjungi rumah orang tua
siswa, sosiogram, dan case studi.
B.
Model-model
pembelajaran individual
Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 18), ada beberapa model
pembelajaran yang termasuk pada pendekatan pembelajaran individual, diantaranya
adalah model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non directive teaching),
model pembelajaran pelatihan kesadaran (awareness training), sinektik, sistem
konseptual, dan model pembelajaran pertemuan kelas (clasroom meeting).
Berikut adalah model-model pembelajaran yang lain :
• Distance
learning (pembelajaran jarak jauh)
• Resource-based
learning (pembelajaran langsung dari sumber)
• Computer-based
training (pelatihan berbasis komputer)
• Directed
private study (belajar secara privat langsung)
C.
Keuntungan-keuntungan
dan kelemahan pembelajaran individual
Keuntungan-keuntungan:
• Pembelajaran
tidak dibatasi waktu
• Siswa dapat
belajar secara tuntas
• Perbedaan-perbedaan
yang banyak di antara para peserta dipertimbangkan
• Para peserta
didik dapat bekerja sesuai dengan tahapan mereka dengan waktu yang dapat mereka
sesuaikan
• Gaya-gaya
pembelajaran yang berbeda dapat diakomodasi
• Hemat untuk
peserta dalam jumlah besar
• Para peserta
didik dapat lebih terkontrol mengenai bagaimana dan apa yang mereka pelajari
• Merupakan
proses belajar yang bersifat aktif bukan pasif
Beberapa
kelemahan:
•
Memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan
bahan-bahan
• Motivasi
peserta mungkin sulit dipertahankan
• Peran
instruktur perlu berubah
• Keberhasilan
tujuan pembelajaran kurang tercapai, karena tidak ada tempat untuk siswa
bertanya
D.
Pengajaran Individual Dapat Mencakup Cara-Cara
Pengaturan Sebagai Berikut:
1.
Rencana Studi Mandiri (Independent Study plans)
Guru dan
siswa bersama-sama mengadakan perjanjian mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarnya sendiri dan
diberikan kesempatan untk berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk
memperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan
tugas-tugas perseorangan.
2.
Studi yang Dikelola Sendiri (Self-Directed Study)
Siswa diberi
sejumlah daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus
dipelajari untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan
daftar kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan
lulus apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
3.
Program Belajar yang berpusat pada siswa
(Learner-Centered Program)
Dalam
batas-batas tertentu siswa diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan
dipelajari dan dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan
pokok dan esensial, mereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan.
4.
Belajar Menurut Kecepatan Sendiri (Self-Pacing)
Siswa
mempelajari materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
yang telah ditetakan oleh guru. Semua siswa arus mencapai tujuan pembelajaran
khusus yang sama, namn mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam
mempelajari materi pelajaran tersebut.
5.
Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri.
(Student-Determined Instruction)
Pengaturan pembelajaran
tersebut menyangkut: penentuan tujuan pembelajaran (umum dan khusus), pilihan
media pembelajaran dan nara suumber, penentuan alokasi waktu untuk mempelajari
berbagai topik, penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi sendiri
pencapaian tujuan pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan materi
pelajaran tertentu.
6.
Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Instruction)
Strategi
pembelajaran ini mencakup enam unsur dasar, yaitu, kerangka waktu yang luwes,
adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki
keselahan yang dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada siswa untuk
;melangkah bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya, pemberian kesempatan
kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai, penilaian kemajuan belajar
siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan
penyediaan waktu mengerjakan yang luwes, pemilihan lokasi belajar yang bebas,
dan adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat dipilih.
7.
Pembelajaran Perseorangan Tertuntun (Indivully
Prescribed Instruction)
Sistem
pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram.
Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing berdasarkan rencana
kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa
berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara
operasional. Rencana kegiatan ini berkaitan dengan materi pelajaran yang harus
dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
8.
Metode dan teknik yang digunakan
a.
Metode Tanya Jawab
Tanya jawab
ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu
dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan
keterampilaan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan
dan menerapkan. Metode Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti
atau mengingat ingat tentang apa yang dipelajari.
b.
Metode Tugas
Metode tugas
adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat
dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah
asalkan tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas biasanya bisa
dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas bisa merangsang anak
untuk aktif belajar, baik secara individual ataupun kelompok.
c.
Metode Latihan
Metode
latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang
baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
d.
Metode Pembiasaan
Metode
pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
e.
Metode Keteladanan
Keteladanan
dalam bahasa arab di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti
perilaku baik yang dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode
keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya pencapaian
keberhasilan pendidikan.
f.
Teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran
individual
Teknik yang digunakan
dalam pembelajaran individual adalah teknik bertanya dan memberi motivasi,
menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang siswa. Sedangkan pendekatan yang
tepat dalam pembelajaran individual adalah pendekatan konstruksivisme,
pendekatan masalah, dan realistik.
E. Siswa Lamban belajar
1.
Pengertian Siswa
lamban Belajar
Istilah siswa lamban belajar dan berprestasi rendah mengandung pengertian
yang tidak jauh berbeda, dua-duanya saling berkaitan satu sama lain. Siswa
lamban belajar dan berprestasi rendah adalah siswa yang kurang mampu menguasai
pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada factor tertentu
yang mempengaruhinya.
Siswa yang lamban belajar dan berprestasi rendah dapat pula di akibatkan
oleh factor IQ. Menurut penelitian Binet dan Simon anak yang lemah mental
memiliki IQ antara 50 sampai 69 tergolong anak yang lamban belajar. Mereka itu
sangat sulit dididik. Jika memungkinkan untuk dididik mereka membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memahami pelajaran kendatipun pada akhirnya prestasi yang
di capainya tidak semaksimal siswa yang lainnya. Siswa lamban belajar yang di
sebabkan oleh factor IQ, pada umumnya memiliki prestasi rendah, lain halnya
dengan siswa lamban belajar yang diakibatkan oleh lemahnya kemampuan menguasai
pengetahuan dan keterampilan dasar tertentu pada sebagian materi pelajaran yang
harus dikuasi sebelumnya
2. Cara Guru Menangani Siswa Lamban Belajar
Ada beberapa cara untuk menangani siswa yang lamabn belajar di dalam kelas,
sebagi berikut:
a. Berikan instruksi secara
lebih sederhana dan bertahap
b. Pengulangan secara
terus menerus. Materi yang sedang dipelajari diulang-ulang sebanyak 3-5 kali.
Dibutuhkan penguatan kembali melalui kegiatan praktik untuk dapat membantu
proses generalisasi.
c. Selalu memberi dukungan
pada anak.
d. Memberi penguatan pada
anak agar anak bisa mencapai apa yang dicita-citakan.
e. Ajarkan strategi
belajar yang efektif dan efisien.
f.
Ikut sertakan dalam kegiatan tutorial di sekolah. Hal ini bisa disebut
dengan “peer tutoring” atau privat. Bukan untuk meningkatkan prestasinya,
melainkan agar anak menjadi optimis terhadap kemampuannya dan memberinya
harapan yang realistis dan dapat dicapai.
g. Ajarkan konsep-konsep
yang penting dan abaikan detil-detil yang kurang penting.
h. Bantu anak memiliki
pemahaman dasar mengenai konsep baru dan tidak menuntut agar ia menghafal
materi dan fakta yang tak berarti buat dirinya.
i.
Gunakan alat peraga. Kalau bisa juga dengan penunjuk visual
sebanyak-banyaknya. Namun jangan membingungkan siswa.
j.
Tidak memaksa siswa untuk bersaing. Alangkah bijak kalau orang tua tidak
memaksa siswa untuk berkompetisi aau bersaing dengan anak yang memiliki
kemampuan lebih tinggi.
k. Berikan materi yang
dipelajari dalam konteks “high meaning”. Ini berguna untuk mengetahui apakah
siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi
baru.
l.
Menunda ujian akhir dan penilaian.
Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih sering bagi siswa yang
berkesulitan belajar. Evaluasi terhadap tugas mereka sebagai tambahan
pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan
mengenai siswa akan membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi
sebagian siswa menunda ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya
materi yang dipelajari mungkin merupakan cara terbaik.
m. Tempatkan siswa dalam
konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”.
F. Siswa Cepat belajar
1. Pengertian Siswa Cepat Belajar
Murid yang cepat belajar adalah murid yang cepat sekali dalam menerima,
memahami dan menguasai pelajaran yang diberikan kepadanya dengan prestasi yang
baik sekali. Hasil prestasi yang baik itu bukan hanya pada mata pelajaran
tertentu melainkan meliputi semua mata pelajaran. Sehingga hasil prestasi
belajar yang dicapai dapat dilihat pada rapor dan nilai ujian ahirpun baik
sekali.
Mereka ini pada umumnya mempunyai intelegensi tinggi. Tetapi sebaliknya
murid yang mempunyai intelegensi tinggi belum tentu merupakan murid cepat
belajar. Banyak murid yang mempunyai integensi tinggi akan tetapi prestasi
belajarnya rendah, mereka ini disebut “under ecieiver”. Kemungkinan rendahnya
prestasi yang dicapai disebabkan kurang memiliki motivasi, kurang waktu belajar
dan sebagainya, karena kapasitasnya tidak dimanfaatkan dengan sempurna.
Adakalanya murid cepat belajar dalam menguasai mata pelajaran tertentu.
Misalnya: seorang murid cepat memelajari seni lukis sehingga hasilnya baik
sekali, begitu juga murid yang lain cepat mmpelajari seni lukis sehingga
hasilnya baik sekali, tetapi murid tersebut sangat lambat menguasai mata
pelajaran yang alain sehingga prestasinya rendah, sehingga prestasi rata-rata
hasil belajarnya secara keseluruhan rendah. Murid yang demikian memilki bakat
sehingga tidak sepenuhnya dapat digolongkan sebagai murid cepat belajar.
2. Cara Guru Menangani Siswa Cepat Belajar
Cara-cara yang
dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi masing-masing murid cepat
belajar adalah :
a. Pelayanan Bimbingan
Pendidikan
Usaha Penyaluran Yang dimaksud ialah
untuk menyalurkan kemampuan murid yang cepat belajar dan mengisi kelebihan waktu
dikelas digunakan sistem pengajaran moduldan pengelompokan mata pelajaran mayor
dan pilihan:
·
Sistem Pengajaran Modul : Sistem pengajaran modul sangat sesuai bagi murid
cepat belajar, karena mereka mampu belajar sendiri dengan baik tanpa
pengawasan, mempunyai minat yang besar, sangat aktif dan selalu haus akan
hal-hal yang baru, mampu mengkritik diri sendiri, kaya perbendaharaan bahasa
sehingga mampu memahami apa yang dibaca dengan cepat. Ia mampu menarik
generalisasi, menghubung-hubungkan dan mampu mengkomprehensifkan
pengertian-pengertian dan berfikir secara logis. Sistem pengajaran dengan modul
memerlukan sifat-sifat dan kebiasaan serupa.
·
Menyediakan Mata Pelajaran Pilihan : Dalam kurikulum sekolah pembangunan
ada mata pelajaran pilihan dan mayor. Mata pelajaran mayor adalah mata
pelajaran yang harus diikuti semua murid, sedangkan mata pelajaran pilihan
diambil oleh murid yang berminat pada mata pelajaran itu. Dengan adanya mata
pelajaran tersebut maka waktu yang luang dari murid yang cepat belajar dapat
disalurkan. Terutama jika mereka diberi kesempatan mengambil mata pelajaran
pilihan melebihi beban yang telah ditentukan. Aktivitas guru/konselor dalam hal
ini adalah: (1) Membantu mereka memilih modul pengayaan dan modul-modul pilihan
lain sesuai dengan minatnya, kapasitas dan cita-cita mereka. Dengan demikian
hal ini dianggap merintis pemilihan jurusan/jalur pendidikan dan jabatan yang
sesuai .(2) Membantu terwujudnya kelompok-kelompok diskusi, kelompok
penyesuaian modul dan mereka akan aktif didalamnya. Bersamaan dengan hal itu
maka guru sebaiknya merencanakan wisata belajar keobyek-obyek tertentu sesuai
dengan kebutuhan pendalaman modul/mata pelajaran tertentu.
Sistem Pengadaptasian
Konselor berusaha memberikan informasi dan tafsiran
tentang sifat-sifat dan kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid cepat belajar
kepada guru, agar guru dapat memilih metode pengajaran yang sesuai dengan
sifat-sifat, kebiasaan, kemampuan dan kebutuhan murid tersebut.
1.
Pengajaran individual (individual instruction) : Murid cepat belajar
mempunyai sifat-sifat kemampuan belajar secara individual.
- Belajar sendiri : Murid cepat belajar semakin
terangsang cara belajar sendiri. Kehausan akan ilmu pengetahun cepat
terpenuhi dalam kesempatan ini.
- Prosedur sosial dalam pengajaran : Menggiatkan
murid cepat belajar untuk membentuk belajar kelompok. Jadi aktivitas
konselor dalam usaha pengadaptasian adalah : Menyampaikan sifat-sifat
minat, kemampuan, kebutuhan dan masalah murid cepat belajar kepada guru, memberi
saran penggunaan metode pengajaran yang efisien, menyampaikan sikap dan
tingah murid tersebut kepada orang tuanya, dengan maksud agar cara-cara
dan tingkah lakunya dirumah dapat berubah, pemanjaan harus dikurangi.
3)
Usaha Penyesuaian
·
Meningkatan motivasi belajar.
·
Menghilangkan kecemasan dan kekhawatirannya jika tidak dapat melanjutkan
studinya.
·
Menyadarkan bahwa semua mata pelajaran itu penting, kelalaian salah satu
berarti akan menurunkan prestasi keseluruhan.
·
Memperbaiki sikap dan kebiasaan buruknya di kelas.
·
Case conference, yaitu membicarakan bersama-sama guru tentang tingkah laku
murid cepat belajar yang berkebiasaan buruk.
Dengan cara ini murid
akan memperoleh fell back dari guru-guru tentang tingkah laku bagaimana yang
dikehendaki kelas.
b. Pelayanan Bimbingan
Sosial
Usaha penyalurannya adalah :
a) Untuk murid yang apatis
1. Menempatkan dalam kelompok penyelesaian
modul.
2. Mengaktifkan dalam kelompok belajar di rumah.
3. Mengikuti kelompok diskusi, kelompok wisata
belajar.
4. Mengikutkan ke dalam kepramukaan, campig, dan
lainnya.
b) Untuk murid yang dinamis
Masalah sosial untuk murid sebenarnya berhubungan erat
dengan kedisiplinan mengikuti pelajaran. Karena itu layanan secara khusus dalam
bimbingan social tidak perlu dikemukakan secara eksplisit. Untuk memenuhi
maksud-maksud memperbaiki sosialnya telah dipenuhi dengan layanan bimbingan
pendidikan terhadapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar