TUGAS
MATA KULIAH
RANCANGAN
PEMBELAJARAN

OLEH
Indriana
Martiningsih ( 162103801540 )
Miftachus Sururoh ( 162103801611)
Trio Arista ( 162103801580)
Program
Studi Dikdas Kelas G angkatan 2016
Dosen
: Prof. Dr. Hj Ruminiati, MSi
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Konstruktivisme ini merupakan proses pembelajaran yang menerangkan
bagaimana pengetahuan dibina dalam manusia. Mengikut fahaman konstruktivisme,
ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan atau diturunkan daripada seorang guru
kepada seorang pelajar. Penurunan ilmu ini malah bukanlah bersifat genetik
dimana akan seorang guru tidak semestinya mempunyai pengetahuan ibunya. Ahli
psikologi konstruktivisme percaya bahwa pembelajaran adalah hasil daripada
usaha pelajar itu sendiri. Guru tidak boleh belajar untuk belajar. Pelajar
hanya akan mengalami pembelajaran apabila mereka membina pemahaman sendiri.
Maka pembelajaran adalah satu proses pembinaan makna oleh individu.
Di dalam melaksanakan pengajaran
menggunakan pendekatan konstruktivitas ini, aktifitas pembelajaran yang dialami
oleh pelajar hendaklah satu aktivitas pembelajaran yang menggalakkan pelajar
mencari makna kepada apa yang mereka pelajari. Untuk mencari makna tersebut,
pelajar perlu memahami sesuatu konsep secara keseluruhan maupun secara
bagian-bagan kecil. Ini adalah karena otak kita berfikir secara serentak, yaitu
secara keseluruhan dan secara bagian kecil. Sesuai dengan keinginan kita untuk
melihat pelajar kita menggunakan fikiran mereka untuk menjelaskan suatu makna,
maka wajarlah bagi seorang guru untuk memberi tumpuan kepada proses pemahaman
yang dialami oleh pelajar. Guru perlu mengetahui bagaimana pelajar mereka
berfikir. Guru perlu ambil tahu mengapa pelajar mereka membuat suatu anggapan.
Guru perlu menyelami segala apa yang berlaku di dalam diri pelajar untuk
mengetahui sejauh mana pelajar itu mengalami pembelajaran. Ini akan menjadikan
pengajaran guru tersebut menjadi satu pengajaran yang berpadukan maklum balas
yang diperoleh daripada pelajarnya.
Di dalam usaha untuk menggalakkan
pelajar menggunakan pemikiran asas tinggi, pelajar perlu dilibatkan dengan
aktifitas-aktifitas yang mendorong mereka untuk membuat analisa,
menginterprestasi, dan membuat ramalan. Usaha ini sudah diperkenalkan kepada
guru-guru sains yang baru meninggalkan perguruan masing-masing, dimana telah
dibedakan kepada konstruktivisme lima fase. Selain dari itu juga, guru perlu
menggunakan soal-soal untuk pencapaian (operended) dimana suatu persoalan akan
membawa kepada persoalan yang lain. Soal ini akan membangkitkan proses belajar
berfikir mencari makna suatu ungkapan. Untuk itu, seharusnya pelajar digalakkan
untuk belajar melalui perbincangan kumpulan karena dengan latar belakang
pelajar yang berlainan dan kecenderungan pelajar yang berbeda, sudah tentu
hanya akan memberi lebih perencah kepada seseorang individu.
1.2
Rumusan
masalah
Bagaimanakah upaya guru dalam
mempelajarkan kepada siswa di dalam kelas?
1.3
Tujuan
Upaya guru dalam mempelajarkan kepada siswa di dalam kelas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Motivasi
Setiap pembelajar memerlukan umpan
balik ( feedback) untuk meyakinkan bahwa ia berada pada jalan yang tetap, namun
umpan balik sering digunakan sebagai sarana menilai atau mengoreksi. Dengan
menggunakan umpan balik semacam ini guru berisiko karena terjadi penurunan
motivasi pembelajaran. Penting pula bahwa umpan balik dilihat sebagai hal yang
berbeda dari mengoreksi pekerjaan. Umpan balik harus berkelanjutan dan
membentuk karakter serta tidak harus muncul di akhir tugas. Lebih dari itu,
umpan balik harus positif atau dibingkai dalam acara positif.
2.2 Motivasi karena
pencapaian prestasi
Pencapaian prestasi tidak selalu
berupa pencapain sasaran yang ditetapkan oleh guru. Pencapaian prestasi
bergantung pada pembelajar dan kesiapan mereka mengerjakan tugas. Seorang guru
harus melihat bagaimana karakter peserta didiknya. Setiap prestasi tidak luput
dari motivasi yang diberikan guru kepada peserta didik.
Kesuksesan merupakan factor
sangat penting untuk motivasi dan untuk pembelajaran yang sukses. Tugas guru
ialah menyakinkan bahwa pembelajar meraih kesuksesan. Jika kesuksesan tidak
terbukti maka tugas harus dibeda-bedakan. Kebanyakan pembelajar melakukan
pembelajaran informasi baru langkah demi langkah, meskipun pembelajar holistic
benar-benar perlu memiliki ikhtisar keseluruh bidang lebih dahulu. Gagasan
utamanya adalah menyakinkan bahwa tiap-tiap langkah ini dapat dicapai dan
memastikan bahwa tersedia pengetahuan mengenai gaya pembelajaran dan
pengetahuan anak sebelumnya.
2.3 Pastikan bahwa tugas berkaitan dengan usia
dan minat
Terlalu mudah terutama bagi
pembelajar yang mengalami kesulitan membaca, untuk menyediakan buku pelajaran
yang sesuai dengan level membaca mereka, namun tidak sesuai dengan level
keterkaitan mereka. Menggunakan materi yang sesuai dengan usia pembelajar yang
mengalami kesulitan membaca sangat penting agar dapat mengembangkan motivasi.
2.4 Kembangkan tanggung jawab siswa
Kunci pembelajaran yang
sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini penting karena memberi pembelajaran
pengendalian terhadap pembelajaran mereka sendiri. Pengendalian inilah yang
memupuk tanggung jawab dan memungkinkan siswa berpindah dari motivasi
ekstrinsik ke motivasi interinsik.
BAB
III
PENUTUP
Motivasi merupakan factor kunci
bagi kesuksesan pembelajaran, perhatian besar harus dilakukan ketika menyusun
tugas untuk memastikan bahwa tugas tersebut memotivasi dan yang penting
pembelajar tersebut percaya tugas itu dapat dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar