Cari Blog Ini

Selasa, 15 November 2016

RANCANGAN PEMBELAJARAN

TUGAS MATA KULIAH
RANCANGAN PEMBELAJARAN






OLEH

Indriana Martiningsih ( 162103801540 )
                                           Miftachus Sururoh ( 162103801611)
                                           Trio  Arista            ( 162103801580)

Program Studi  Dikdas Kelas G angkatan 2016
Dosen : Prof. Dr. Hj Ruminiati, MSi


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar belakang
      
          Konstruktivisme ini merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan dibina dalam manusia. Mengikut fahaman konstruktivisme, ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan atau diturunkan daripada seorang guru kepada seorang pelajar. Penurunan ilmu ini malah bukanlah bersifat genetik dimana akan seorang guru tidak semestinya mempunyai pengetahuan ibunya. Ahli psikologi konstruktivisme percaya bahwa pembelajaran adalah hasil daripada usaha pelajar itu sendiri. Guru tidak boleh belajar untuk belajar. Pelajar hanya akan mengalami pembelajaran apabila mereka membina pemahaman sendiri. Maka pembelajaran adalah satu proses pembinaan makna oleh individu.
          Di dalam melaksanakan pengajaran menggunakan pendekatan konstruktivitas ini, aktifitas pembelajaran yang dialami oleh pelajar hendaklah satu aktivitas pembelajaran yang menggalakkan pelajar mencari makna kepada apa yang mereka pelajari. Untuk mencari makna tersebut, pelajar perlu memahami sesuatu konsep secara keseluruhan maupun secara bagian-bagan kecil. Ini adalah karena otak kita berfikir secara serentak, yaitu secara keseluruhan dan secara bagian kecil. Sesuai dengan keinginan kita untuk melihat pelajar kita menggunakan fikiran mereka untuk menjelaskan suatu makna, maka wajarlah bagi seorang guru untuk memberi tumpuan kepada proses pemahaman yang dialami oleh pelajar. Guru perlu mengetahui bagaimana pelajar mereka berfikir. Guru perlu ambil tahu mengapa pelajar mereka membuat suatu anggapan. Guru perlu menyelami segala apa yang berlaku di dalam diri pelajar untuk mengetahui sejauh mana pelajar itu mengalami pembelajaran. Ini akan menjadikan pengajaran guru tersebut menjadi satu pengajaran yang berpadukan maklum balas yang diperoleh daripada pelajarnya.
            Di dalam usaha untuk menggalakkan pelajar menggunakan pemikiran asas tinggi, pelajar perlu dilibatkan dengan aktifitas-aktifitas yang mendorong mereka untuk membuat analisa, menginterprestasi, dan membuat ramalan. Usaha ini sudah diperkenalkan kepada guru-guru sains yang baru meninggalkan perguruan masing-masing, dimana telah dibedakan kepada konstruktivisme lima fase. Selain dari itu juga, guru perlu menggunakan soal-soal untuk pencapaian (operended) dimana suatu persoalan akan membawa kepada persoalan yang lain. Soal ini akan membangkitkan proses belajar berfikir mencari makna suatu ungkapan. Untuk itu, seharusnya pelajar digalakkan untuk belajar melalui perbincangan kumpulan karena dengan latar belakang pelajar yang berlainan dan kecenderungan pelajar yang berbeda, sudah tentu hanya akan memberi lebih perencah kepada seseorang individu.
1.2     Rumusan masalah
          Bagaimanakah upaya guru dalam mempelajarkan kepada siswa di dalam kelas?
       1.3    Tujuan
    Upaya guru dalam mempelajarkan kepada siswa di dalam kelas
























BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Motivasi
            Setiap pembelajar memerlukan umpan balik ( feedback) untuk meyakinkan bahwa ia berada pada jalan yang tetap, namun umpan balik sering digunakan sebagai sarana menilai atau mengoreksi. Dengan menggunakan umpan balik semacam ini guru berisiko karena terjadi penurunan motivasi pembelajaran. Penting pula bahwa umpan balik dilihat sebagai hal yang berbeda dari mengoreksi pekerjaan. Umpan balik harus berkelanjutan dan membentuk karakter serta tidak harus muncul di akhir tugas. Lebih dari itu, umpan balik harus positif atau dibingkai dalam acara positif.
2.2 Motivasi karena pencapaian prestasi
              Pencapaian prestasi tidak selalu berupa pencapain sasaran yang ditetapkan oleh guru. Pencapaian prestasi bergantung pada pembelajar dan kesiapan mereka mengerjakan tugas. Seorang guru harus melihat bagaimana karakter peserta didiknya. Setiap prestasi tidak luput dari motivasi yang diberikan guru kepada peserta didik.
              Kesuksesan merupakan factor sangat penting untuk motivasi dan untuk pembelajaran yang sukses. Tugas guru ialah menyakinkan bahwa pembelajar meraih kesuksesan. Jika kesuksesan tidak terbukti maka tugas harus dibeda-bedakan. Kebanyakan pembelajar melakukan pembelajaran informasi baru langkah demi langkah, meskipun pembelajar holistic benar-benar perlu memiliki ikhtisar keseluruh bidang lebih dahulu. Gagasan utamanya adalah menyakinkan bahwa tiap-tiap langkah ini dapat dicapai dan memastikan bahwa tersedia pengetahuan mengenai gaya pembelajaran dan pengetahuan anak sebelumnya.
2.3  Pastikan bahwa tugas berkaitan dengan usia dan minat
                 Terlalu mudah terutama bagi pembelajar yang mengalami kesulitan membaca, untuk menyediakan buku pelajaran yang sesuai dengan level membaca mereka, namun tidak sesuai dengan level keterkaitan mereka. Menggunakan materi yang sesuai dengan usia pembelajar yang mengalami kesulitan membaca sangat penting agar dapat mengembangkan motivasi.
2.4  Kembangkan tanggung jawab siswa
                  Kunci pembelajaran yang sukses adalah otonomi siswa. Otonomi ini penting karena memberi pembelajaran pengendalian terhadap pembelajaran mereka sendiri. Pengendalian inilah yang memupuk tanggung jawab dan memungkinkan siswa berpindah dari motivasi ekstrinsik ke motivasi interinsik.


BAB III
PENUTUP


                Motivasi merupakan factor kunci bagi kesuksesan pembelajaran, perhatian besar harus dilakukan ketika menyusun tugas untuk memastikan bahwa tugas tersebut memotivasi dan yang penting pembelajar tersebut percaya tugas itu dapat dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar